Dalam hadis qudsi Allah Swt berfirman: ”Hamba-Ku, demi hak-Ku, Aku adalah pencinta bagiMu,
maka dengan hak-Ku atasmu jadilah kamu pencinta bagi-Ku. Wahai Musa, barang siapa
mencintai-Ku ia tidak akan melupakan-Ku, barang siapa berharap mengenal-Ku ia meminta
secara mendesak (terus-menerus dalam meminta). Wahai Musa, sesungguhnya Aku tidaklah
lupa akan ciptaan-Ku, namun Aku ingin agar para malaikat-Ku mendengar rintihan doa
hamba-hamba-Ku, dan para malaikat penjaga-Ku melihat -bagaimana - taqarrubnya Bani
Adam”.
maka dengan hak-Ku atasmu jadilah kamu pencinta bagi-Ku. Wahai Musa, barang siapa
mencintai-Ku ia tidak akan melupakan-Ku, barang siapa berharap mengenal-Ku ia meminta
secara mendesak (terus-menerus dalam meminta). Wahai Musa, sesungguhnya Aku tidaklah
lupa akan ciptaan-Ku, namun Aku ingin agar para malaikat-Ku mendengar rintihan doa
hamba-hamba-Ku, dan para malaikat penjaga-Ku melihat -bagaimana - taqarrubnya Bani
Adam”.
Allah menekankan seorang hamba untuk menjadi pecinta-Nya. Allah juga menjelaskan kriteria
orang-orang yang mencintai-Nya. Ciri pertama orang yang mencintai Allah adalah selalu
mengingat-Nya. Mana mungkin seorang pecinta melupakan kekasihnya. Seseorang misalnya,
mencintai sesuatu dia akan selalu mengingat kekasihnya. Dia akan menyebut nama kekasihnya
setiap saat. Dia akan merasakan kerinduan yang syahdu ketika mengulang-ulang menyebut
dengan lembut kekasihnya. Hatinya dipenuhi oleh keinginan untuk bertemu dengan
kekasihnya. Jiwanya selalu menyemangati agar tetap dekat dan bersatu dengan kekasihnya.
Karena itu, ketika seorang hamba mencintai Allah swt, ia hanya memenuhi hatinya dengan
Allah, seluruh kegiatannya ditujukan untuk Allah, dan semua apa yang dia lihat hanya wujud
kekasih-Nya.
Ciri kedua seorang hamba yang mencintai Allah adalah senantiasa berdoa kepada Allah swt.
Karena seorang pecinta tidak ingin lepas dari kekasihnya, maka ia selalu menautkan diri
kepadanya. Seseorang yang mencintai Allah, dia akan menempuh munajat sebagai jalan
menjumpai-Nya. Doanya terus menerus, seakan tidak ingin berhenti berkomunikasi dengan
Tuhannya. Dia selalu asyik merintih, berkeluh kesah kepada kekasih-Nya. Sebagaimana cinta
Tuhan jauh lebih besar kepada hamba-Nya, maka Dia menginginkan agar munajat hamba-Nya
selalu terus-menerus memenuhi ’arsy-Nya. Allah swt bahkan ingin agar para malaikat melihat
bagaimana kedekatan hamba yang menjadi pecinta-Nya.
Allah Swt kemudian menutup hadis qudsi tersebut dengan anjuran yang sangat indah: ”Wahai
Musa, janganlah kalian ingkari nikmat, maka - jika kalian mengkufurinya, hal-hal yang negatif
akan segera menimpa kalian. Janganlah lupa bersyukur maka - jika kalian lupa- kehinaan akan
menusuk kalian. Kekehlah (mendesak secara terus menerus) dalam berdoa, maka kalian akan
diliputi rahmat dengan pengabulan (doa tersebut) dan kalian merasa senang dengan
kenikmatan kesehatan”.
diliputi rahmat dengan pengabulan (doa tersebut) dan kalian merasa senang dengan
kenikmatan kesehatan”.
Ciri ketiga pecinta Allah swt ialah mereka senantiasa bersyukur kepada kekasih-Nya. Syukur
merupakan ibadah yang istimewa. Syukur sama sekali bukan untuk menambah keagungan
Allah, sebaliknya syukur akan menambah kemuliaan pelakunya. Pecinta sejati akan selalu
bersyukur dan menganggap besar apapun yang diberikan oleh sang kekasih. Sebaliknya dia
akan menganggap kecil apapun yang dia persembahkan kepada kekasih-Nya. Hamba yang
mencintai Allah swt senantiasa menganggap besar apapun yang dikaruniakan Allah
kepadanya. Bahkan meskipun derita yang dia terima dalam hidup, ia akan mensyukurinya.
Syukurnya begitu agung, sehingga tidak hal-hal kecil yang dia diterima jika datang dari Allah
swt.
merupakan ibadah yang istimewa. Syukur sama sekali bukan untuk menambah keagungan
Allah, sebaliknya syukur akan menambah kemuliaan pelakunya. Pecinta sejati akan selalu
bersyukur dan menganggap besar apapun yang diberikan oleh sang kekasih. Sebaliknya dia
akan menganggap kecil apapun yang dia persembahkan kepada kekasih-Nya. Hamba yang
mencintai Allah swt senantiasa menganggap besar apapun yang dikaruniakan Allah
kepadanya. Bahkan meskipun derita yang dia terima dalam hidup, ia akan mensyukurinya.
Syukurnya begitu agung, sehingga tidak hal-hal kecil yang dia diterima jika datang dari Allah
swt.
Hamba yang mencintai Allah swt senantiasa mengaggap kecil ibadahnya, menganggap kurang
kebaikannya. Dia tidak pernah berhenti untuk menyempurnakan ibadahnya. Dia selalu bekerja
keras untuk senantiasa menambah syukurnya, bahkan meluaskan rasa syukur itu dalam
untaian doa-doanya. Dan akhirnya, rahmat, nikmat dan karunia Allah swt akan mengalir deras
meliputi para pecinta-Nya.
kebaikannya. Dia tidak pernah berhenti untuk menyempurnakan ibadahnya. Dia selalu bekerja
keras untuk senantiasa menambah syukurnya, bahkan meluaskan rasa syukur itu dalam
untaian doa-doanya. Dan akhirnya, rahmat, nikmat dan karunia Allah swt akan mengalir deras
meliputi para pecinta-Nya.